Talang Ubi.PALI Ekspres
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Bacaan latin: Yā ayyuhan-nāsu kulū mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibā(n), wa lā tattabi'ū khuṭuwātisy-syaiṭān(i), innahū lakum 'aduwwum mubīn(un).
Artinya: "Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata."
Baru - baru ini di wilayah kecamatan Talang Ubi kabupaten PALI ( Penukal Abab Lematang Ilir ) Sumatera Selatan, Siswa dan siswi Sekolah Dasar ( SD ), Sekolah Menengah Pertama( SMP ), serta Sekolah Menegah Kejuruan ( SMK ) ikut menjadi korban "KERACUNAN " makanan yang diadakan oleh Pemerintah ( 05/05).
Dari sorot lensa wartawan dan informasi dilapangan pihak Penyedia CV.KITA LESTARI menyediakan 2.400 ( dua ribu empat ratus ) porsi makanan bergizi untuk wilayah kecamatan Talang Ubi.
"Bukan sekadar kelalaian, ini bentuk kegagalan pemerintah kabupaten PALI melakukan pengawasan dan tanggung jawab dari instansi pemerintah yang semestinya menjamin keamanan makanan anak -anak".
Pihak penyedia harus diusut dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku, "Jangan mengambil uang pengadaan dengan mengorbankan anak Bangsa Indonesia" cetus Lihin pemerhati relawan kemanusiaan provinsi Sumsel.
Masyarakat menuntut Bupati PALI dan instansi terkait untuk turun langsung dan menindak , Membongkar siapa yang bertanggung jawab dan mengambil langkah tegas termasuk mencabut izin penyedia MBG.
Dari data jumlah siswa yang dibawa ke RSUD Talang Ubi yaitu SD N 28 sebanyak 67 anak, SD N 20 sebanyak 5 orang, SD N 14 sebanyak 1 orang, SMP N 8 sebanyak 8 orang, MTS Handayani sebanyak 4 orang, PAUD Marwah sebanyak 3 orang, SMK 1 Handayani sebanyak 6 orang, SMK 2 Agro sebanyak 1 orang, PAUD RMH Cinta sebanyak 1 orang, SMK Migas sebanyak 17 orang, SMA YKPP sebanyak 1 orang, SD N 28 sebanyak 5 orang.
Kasus keracunan program MBG harus di usut dan tegas diberi sanksi hukum yang berlaku ujar Reni salah satu orangtua siswa yang menjadi korban MBG.{Red}