Talang Ubi. PALI Ekspres |Efisiensi Pemerintah Republik Indonesia hanya isapan Lolipop saja.
Presiden H.Prabowo Subianto telah menginstruksikan kepada seluruh kepala Daerah untuk benar benar mengelola Anggaran semaksimal mungkin. Namun tidak berlaku di wilayah Pemerintah Kabupaten PALI ( Penukal Abab Lematang Ilir ) Sumatera Selatan ( 22/7/2025).
Dari pantauan juru kamera dan team Investigasi dilapangan banyak ditemukan kejanggalan yang sangat luar biasa dan patut dipertanyakan dan terbuka secara "PUBLIK".
Pemborosan Anggaran yang dilakukan sangat tidak ada kaedahnya untuk kepentingan warga masyarakat, Dimulai dari Perencanaan, Pertimbangan dan Keputusan dibilang jauh dari kata berguna dikatakan Program ugal -ugalan atau Rem Blong.
Dari data hasil Investigasi dan Fakta tertulis diantaranya : Pembangunan Infrastruktur ditemukan kualitas mutu semen tidak memenuhi *standar*, Pembangunan jalan dilahan milik pribadi salah satu "Pejabat" PUTR kabupaten PALI, Pembangunan saluran Drainase dibangun jauh dari pemukiman warga, Pembangunan jembatan tidak memiliki akses tujuan, bahkan pembangunan Embung disetiap desa di kabupaten PALI dengan sebutan 1000 Embung saat ini sudah menjadi lahan semak belukar, Pembangunan Normalisasi sungai ditengah semak belukar, Pemasangan Konblok dihalaman sekolah sedangkan bangunan sudah hancur, Pengadaan Pupuk di Dinas Pertanian dengan Anggaran 38 miliar, Pengadaan Empek-empek kapal selam, Kerupuk ikan dan Otak -otak menelan Anggaran 2,3 miliar di Dinas Perikanan kabupaten PALI, serta pengadaan dan sewa mobil Dinas menelan Anggaran 12 miliar APBD T.A 2025.
Dari data audit BPK - RI adanya temuan belanja BBM untuk para pejabat kabupaten PALI "FIKTIF", disini sudah dapat dikatakan hanya mengejar "Profit Oriented" atau mengejar keuntungan saja tanpa memperhatikan mutu, kualitas dan kuantitas.
Dari audit BPK -RI banyak ditemukan program Pemerintah kabupaten PALI merugikan Negara.
Perencanaan tanpa logika mengacu pada proyek pembangunan yang tidak mempertimbangkan kebutuhan nyata masyarakat." Ini dapat dikatakan proyek yang tidak efisien, Mubazir atau bahkan merugikan".
Disinilah pentingnya suatu program Berbasis Logika, yang mana nantinya setiap program dilaksanakan menjadi tepat sasaran serta memberikan manfaat optimal untuk masyarakat.
Bersambung keedisi SETDA (Saleh/Red)