Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Gelombang Kritik Mengguncang PALI, Artis Hingga Atlet Kelaparan

Sabtu, 22 November 2025 | November 22, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-22T14:50:24Z

Talang Ubi.PALI Ekspres | Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kembali menjadi bahan pembicaraan hangat di berbagai platform media sosial. Sorotan negatif ini mencuat setelah serangkaian keluhan mengenai buruknya penyediaan konsumsi dalam acara-acara resmi. Hal tersebut kembali muncul dan menjadi viral.


Sebelumnya, tim basket yang mewakili PALI dalam sebuah perlombaan mengaku pulang dalam keadaan kelaparan karena tidak memperoleh konsumsi memadai dari panitia. Insiden itu sempat menimbulkan kekecewaan dari masyarakat dan pecinta olahraga.


Namun persoalan yang sama kembali terjadi dalam skala lebih besar. Pada acara Festival Candi Bumi Ayu yang digelar di Gelora November, Sabtu (22/11/2025), seorang artis menjadi pengisi acara juga menyampaikan keluhan serius terkait minimnya akses makanan. Keluhan tersebut menyentuh perhatian publik setelah dinyatakan langsung oleh sang artis.


Keluhan itu viral setelah penyanyi Ghea Indrawari, melalui unggahan Instagram pribadinya, mengungkapkan bahwa dirinya mengalami kelaparan dan kesulitan menemukan makanan di Kabupaten PALI selama proses pengisiannya. Unggahan tersebut menimbulkan gelombang reaksi dari masyarakat yang mempertanyakan kesiapan panitia serta tata kelola penyelenggaraan event di daerah itu.


Semantara itu menanggapi kejadian tersebut, Awen Samudra, seorang aktivis di Kabupaten PALI, memberikan kritik keras atas serangkaian insiden kelaparan yang terus berulang. Menurutnya, masalah ini bukan lagi sekadar kelalaian kecil, melainkan cerminan nyata lemahnya manajemen acara dan minimnya profesionalitas panitia.


“Kelaparan di Kabupaten PALI ini sudah berulang kali terjadi. Mulai dari tim basket, hingga artis undangan pun mengalami hal serupa. Ini sangat memalukan dan mencoreng nama baik daerah. Saya berharap pemerintah daerah ataupun panitia pelaksana dapat memberikan klarifikasi,” tegas Awen. Pada Sabtu 22 November 2025.


Seorang aktivis di kabupaten PALI tersebut menilai bahwa pemerintah daerah dan panitia penyelenggara dalam acara tersebut telah gagal memastikan kebutuhan dasar bagi peserta dan undangan terpenuhi.


“Jangan buat acara kalau tidak mampu menjaga martabat daerah. Kita ingin membanggakan PALI, tapi yang terjadi justru tamu undangan kelaparan. Ini bukan sekadar kekurangan teknis, ini kegagalan tata kelola,” tambahnya.


Awen juga menekankan bahwa Kabupaten PALI sebenarnya memiliki kekayaan kuliner lokal yang bisa ditonjolkan dalam event-event besar, namun sangat di sayangkan jika tidak dimanfaatkan.


“PALI punya makanan khas seperti miso ikan sagarurung. Seharusnya ini bisa menjadi kebanggaan daerah dan disajikan dalam acara penting. Ironis sekali, daerah yang punya keunikan kuliner justru gagal memberi makan tamunya,” kritiknya.


Awen bahkan menyampaikan bahwa masyarakat pun kerap menghadapi persoalan terkait kebutuhan dasar. Jadi jika masalah ini terus berlarut-larut, maka citra Kabupaten PALI akan semakin tercoreng dan mengurangi kepercayaan publik serta pihak luar terhadap kualitas penyelenggaraan event.


"Kalau rakyat sudah menjerit kelaparan, jangan hanya beri janji—beri solusi nyata. PALI butuh kerja, bukan sekadar pencitraan lewat acara yang tidak siap, pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait untuk melakukan evaluasi besar-besaran, harus  siap mulai dari sistem perencanaan acara, anggaran konsumsi, hingga pengawasan pelaksanaan di lapangan.” ujarnya.(dewa)

×
Berita Terbaru Update